Bertaniyok – Gambas atau oyong atau potulo/petulo adalah tanaman sayuran buah yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae atau suku labu-labuan. Nama binomial (nama latin) gambas adalah Luffa acutangula, buahnya berwarna hijau, kulitnya agak kasar dan dimanfaatkan sebagai sayur. Tanaman gambas merupakan tanaman sayuran buah yang merambat sehingga dalam budidayanya diperlukan lanjaran atau para-para. Di tempat saya, gambas kalah populer dengan pare, timun atau kacang panjang. Teman-teman petani tidak menanam gambas dengan alasan hasil panennya tidak sebaik pare, timun atau kacang panjang. Memang benar, tonase tanaman gambas lebih kecil jika dibandingkan dengan ketiga jenis sayuran tersebut. Mereka tidak melihat ini adalah peluang, dengan semakin sedikitnya petani yang menanam gambas otomatis harga jual lebih tinggi dan stabil karena pasokan sedikit. Ini alasan yang membuat saya selalu menanam gambas. Bagaimana dengan daerah anda? Apakah gambas juga kurang diminati oleh petani?
Klasifikasi Ilmiah
|
|
Kerajaan
|
Plantae
|
Divisi
|
Magnoliophyta
|
Kelas
|
Magnoliopsida
|
Ordo
|
Cucurbitales
|
Famili
|
Cucurbitaceae
|
Genus
|
Luffa
|
Spesies
|
L. acutangula
|
1. Syarat Tumbuh Tanaman Gambas / Oyong
Tanaman gambas atau oyong merupakan salah satu komoditi sayuran yang memiliki adaptasi tinggi terhadap lingkungan dan bisa tumbuh pada berbagai macam jenis tanah. Tanaman gambas membutuhkan sinar matahari secara penuh dan dapat tumbuh optimal pada lingkungan dengan suhu rata-rata 18 – 24 derajat celcius. Tanaman ini rentan terhadap kekeringan dan dapat tumbuh dengan baik jika ketersediaan air cukup. Jika kekurangan air tanaman akan tumbuh kerdil, berbatang kecil, bunga dan bakal buah rontok serta produksi tidak maksimal. Tanaman gambas atau oyong tumbuh dan berproduksi secara maksimal pada tanah yang subur, gembur, memiliki aerasi dan drainase yang baik. pH ideal untuk tanaman gambas adalah 5,5 – 6,8 (netral) dengan kelembaban rata-rata antara 50 – 60%. Tanaman ini tidak mengenal musim, bisa dibudidayakan kapan saja, baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau.
2. Persiapan Lahan Budidaya Gambas
Lahan untuk budidaya gambas atau oyong dibersihkan terlebih dahulu dari gulma atau rumput liar. Kemudian tanah digemburkan dengan cara dibajak atau dicangkul. Buat bedengan dengan lebar 80 – 100 cm, tinggi dan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Jika budidaya gambas dilakukan pada lahan datar atau sawah, sebaiknya bedengan dibuat agak tinggi agar air hujan tidak tergenang dan merendam akar tanaman. Tanaman ini tidak menyukai tanah yang terlalu basah dan genangan air. Jarak antar bedengan adalah 2 – 2,5 meter.
Jika pH tanah dibawah 5,5 sebaiknya dilakukan penaburan dolomit atau kapur pertanian. Dolomit ditaburkan dilakukan 7 – 10 hari sebelum pemberian pupuk dasar, dan biarkan tersiram air hujan terlebih dahulu.
3. Pemberian Pupuk Dasar Budidaya Gambas
Pada setiap tanah sebenarnya sudah tersedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman, akan tetapi ketersediannya belum tentu mencukupi. Oleh karena itu perlu diberikan pupuk dasar. Pupuk dasar untuk tanaman gambas antara lain pupuk kandang/kompos, TSP, KCL dan ZA atau Urea. Perbandingan dosis pupuk TSP, KCL dan ZA adalah 2 : 1 : 1 (2 TSP : 1 KCL dan 1 ZA). Pupuk dasar ditaburkan merata diatas bedengan, kemudian diaduk hingga rata dengan tanah atau ditutup dengan tanah saja. Biarkan selama 7 – 10 hari dan biarkan tersiram air hujan sebelum pemasangan mulsa. Dosis pupuk dasar untuk tanaman gambas disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.
4. Persiapan Benih Gambas / Oyong
Benih gambas bisa diperoleh dengan membelinya di toko pertanian atau membuat benih sendiri. Pilih benih gambas dari tanaman yang sudah diketahui kualitasnya atau varietas unggul. Buah gambas/oyong yang ingin dibuat benih sebaiknya dibiarkan tua dan kering dipohon. Kemudian biji gambas dijemur sampai kering sebelum benih ditanam. Namun jika budidaya dilakukan dalam skala besar sebaiknya benih yang digunakan adalah benih hibrida (F1) yang sudah teruji kualitasnya. Benih gambas hibrida (F1) produksinya lebih tinggi daripada benih buatan sendiri (F2). Kualitas buah gambas yang berasal dari benih F2 masih baik, akan tetapi produksinya lebih sedikit. Beberapa benih gambas hibrida (F1) yang rekomended antara lain esenza F1, prima F1, sasi F1, miriam F1 atau hanoman F1.
5. Cara Menanam Gambas / Oyong
Sebaiknya bedengan ditutup menggunakan mulsa plastik untuk menghambat gulma dan supaya kelembaban tanah tetap stabil jika musim hujan. Buat lubang tanam dengan jarak 70 atau 80 cm, jika budidaya dimusim hujan jarak tanam 80 cm. Dalam satu bedengan lubang tanam dibuat satu baris yang dibuat ditengah-tengah bedengan
Benih terlebih dahulu dijemur hingga kering sebelum ditanam. Benih gambas bisa ditanam langsung kelahan atau disemai terlebih dahulu. Benih sebaiknya dikecambahkan terlebih dahulu agar tumbuh serempak. Cangkang / kulit benih terlebih dahulu dipecah atau diretakkan menggunakan gunting kuku pada bagian dimana tunas akan tumbuh, cukup diretakkan saja kulit benihnya dan jangan sampai keping bijinya pecah. Kemudian benih direndam menggunakan air hangat kuku selama kurang lebih 10 jam, bisa juga ditambahkan sedikit ZPT. Benih ditiriskan dan dibungkus menggunakan kain atau kertas lembab. Cara menumbuhkan benih gambas sama persis dengan cara menumbuhkan benih pare, agar lebih jelas silahkan baca disini : “Cara Menyemai Benih Pare Agar Tumbuh Serempak” Jika benih sudah berkecambah, benih bisa langsung ditanam kelahan. Tanam satu benih satu lubang tanam, lubangi tanah sesuai dengan ukuran benih, benih ditanam dengan posisi tunas/calon akar menghadap kebawah. Kemudian ditutup dengan tanah tipis. Siram sampai basah jika tanah dalam kondisi kering. Untuk mencegah gangguan hama, taburkan nematisida secukupnya disekitar benih.
6. Pemasangan Lanjaran atau Para – Para Gambas
Gambas merupakan tanaman merambat yang memiliki banyak cabang dan tunas, batang gambas bisa tumbuh mencapai 3 – 4 meter. Oleh sebab itu perlu dibuat para – para atau lanjaran yang sesuai. Para-para sebaiknya dipasang segera setelah proses penanaman benih selesai. Agar bisa berproduksi dengan maksimal, tanaman gambas membutuhkan rambatan/lanjaran/para-para yang luas agar cabang dan tunas tidak saling bertumpuk. Bentuk atau model para-para tanaman gambas sama persis dengan para-para untuk tanaman pare. Silahkan baca disini : Cara Praktis Membuat Lanjaran Pare
7. Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Gambas / Oyong
Setelah penanaman selesai, kegiatan budidaya selanjutnya adalah memelihara dan merawat tanaman gambas. Beberapa perawatan penting pada tanaman gambas antara lain penyulaman, penyiraman dan penyiangan.
- Lakukan pengontrolan satu minggu setelah tanam, segera sulam tanaman gambas jika ada yang tidak tumbuh atau dimakan hama.
- Tanaman gambas akan tumbuh dengan baik jika ketersediaan air cukup. Lakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai tanaman kekurangan air atau kekeringan. Tanaman gambas sangat membutuhkan air pada masa pertumbuhan vegetatif hingga masa pertumbuhan generatif. Jika kekurangan air, bunga dan buah gambas bisa rontok serta bentuk buah tidak normal.
- Selanjutnya adalah penyiangan, yaitu pengendalian gulma atau rumput yang mengganggu tanaman. Penyiangan terutama dilakukan pada awal pertumbuhan, jika tanaman gambas sudah memenuhi para-para dan rimbun rumput tidak akan tumbuh lagi dan tidak perlu dilakukan penyiangan.
8. Pemupukan Susulan Tanaman Gambas
Pemupukan susulan tanaman gambas pertamakali dilakukan pada usia 10 setelah tanam. Pemupukan susulan selanjutnya dilakukan setiap 1 minggu sekali. Pemupukan awal saya menggunakan pupuk NPK 16-16-16 dengan cara dikocor. Sebelum pemberian pupuk susulan sebaiknya tanah dipastikan dalam keadaan basah agar pupuk mudah diserap oleh tanaman. Berikut ini dosis dan interval pemupukan susulan untuk 1000 tanaman gambas
1. Pupuk susulan l (usia 10 HST) : Dosisnya 2 kg NPK dilarutkan dengan 250 liter air, kemudian dikocorkan 250 ml setiap tanaman.
2. Pupuk susulan II (usia 17 HST) : Dosisnya 3 kg NPK dilarutkan dengan 300 liter air, kemudian dikocorkan 300 ml setiap tanaman.
3. Pupuk susulan III (usia 24 HST) : Dosisnya 5 kg NPK dilarutkan dengan 500 liter air, kemudian dikocorkan 500 ml setiap tanaman.
4. Pupuk susulan IV (usia 31 HST) : Dosisnya 4 kg TSP + 4 kg KCL dan 2 kg ZA, ditaburkan atau ditugal disekeliling tanaman dengan jarak 30 cm dari pangkal batang.
5. Pupuk susulan V (usia 38 HST) : Dosisnya 9 kg TSP + 8 kg KCL dan 4 kg ZA, ditaburkan merata pada bedengan
6. Pupuk susulan VI dan VII dilakukan pada usia 50 dan 60 HST dengan dosis sama dengan pupuk susulan V.
7. Jika pada usia 75 HST tanaman gambas masih terlihat sehat pemupukan susulan bisa dilanjutkan kembali.
Dosis dan jenis pupuk yang digunakan bisa saja berbeda disetiap wilayah, tergantung pada kondisi tanah, tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman.
9. Hama dan Penyakit Tanaman Gambas
Tanaman gambas juga tidak luput dari gangguan OPT (organisme pengganggu tanaman). Beberapa jenis hama yang banyak dijumpai pada tanaman gambas antara lain oteng-oteng, penggorok daun, ulat grayak, ulat tanah, bekicot, jangkrik dan lalat buah. Pengendalian bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida yang sesuai dengan jenis hama sasaran.Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman gambas antara lain bercak daun, layu fusarium, dan antraknosa. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti score, cozeb, dithane atau bion-M.
10. Pemanenan Gambas atau Oyong
Buah gambas atau oyong bisa dipanen pada usia 40 – 45 HST (hari setelah tanam). Buah dipanen ketika masih muda, yaitu ketika kulit buah masih berwarna hijau segar, kulit tidak mengkilat, kulit buah masih lunak, mudah dipatahkan dan belum berserat. Pemanenan gambas dilakukan setiap 2 hari sekali, dan dalam satu musim tanam pemanenan bisa dilakukan hingga 25 – 30 kali tergantung varietas yang digunakan, perawatan serta kondisi tanah. Demikian “10 Cara Menanam Gambas Yang Baik dan Benar” semoga bermanfaat…..
0 komentar